Rentenir Mencekik LSM TAMPERAK Terusik
TANGERANG - Naiknya harga kebutuhan Pokok membuat sebagian masyarakat terjepit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alhasil, tak sedikit yang memanfaatkan pinjaman dari rentenir berwujud bank keliling untuk mendapat pinjaman secara instan.
Sedihnya, hal ini menjadi kesempatan bagi para rentenir berwujud bank keliling dan bank emok untuk mengeruk keuntungan.
Sebab, rentenir, bank keliling dan bank emok dianggap sebagian masyarakat sebagai solusi terbaik ketika membutuhkan uang dalam waktu cepat. Terlebih dengan penawaran pinjaman tanpa jaminan.
Selain Bank keliling dan Bang emok, Rentenir adalah Kegiatan perorangan dengan meminjamkan uang berikut bunga tinggi atau kerap disebut rentenir berkedok badan usaha Koperasi yang tumbuh subur di Kabupaten Tangerang tanpa ada tindakan dari intansi terkait dan terkesan tutup mata? Padahal, dengan bunga pinjaman tinggi hingga mencapai 20 sampai 50 persen itu diluar batas rata-rata yang dijalankan badan usaha Koperasi. Hal ini terungkap dari penuturan Ketua LSM TAMPERAK Kabupaten Tangerang,
Menurut informasi yang diperoleh, kegiatan rentenir berkedok koperasi simpan pinjam ini terkesan usaha yang menggiurkan. Apalagi konsumen yang “terjerat” menjadi nasabah si rentenir kebanyakan orang berpenghasilan tidak tetap, serata menyasar para karyawan dan mendadak butuh uang cepat. Dengan modus membantu tapi memberikan bunga 20 hingga 50 persen, si rentenir bisa meraup keuntungan besar walau melanggar ketentuan peraturan yang ada.
Parahnya, untuk menjadikan usahanya aman dari jerat hukum, si rentenir nekat berlindung dengan menyeret nama badan usaha koperasi. Padahal besaran bunga pinjaman jika menurut ketentuan yang rata-rata dijalankan badan usaha koperasi hanya 1 s/d 2,5 persen per bulannya.
Hal ini di ungkapkan oleh Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Tameng Perjuangan Rakyat Anti Korupsi (Tamperak) yang terusik dan mengecam rentenir, Bank keliling (BANKE) dan bank emok yang mencekik para nasabah nya dengan suku bunga selangit. Akibatnya salah satu warga asal Sindang Jaya menjadi korban hingga depresi. Senin (11/9/2023).
Ketua DPD LSM Tamperak Ahmad Sudita mengatakan, pinjaman mikro yang dipakai sebagai praktik para rentenir ternyata masih ramai. Pinjaman rentenir ini sedang marak di lingkup perusahaan sepatu di wilayah Pasar Kemis dan sekitarnya.
“Suku bunga nya nggak kira kira, bisa selangit, bisa mencapai 50 persen lebih, salah satu korbannya warga kami, akibat ditagih terus orangnya jadi pendiam, murung dan akhirnya depresi,” ungkap Ahmad Sudita
Hal ini tidak bisa dibiarkan secara terus menerus, yang dikhawatirkan akan berdampak buruk.
“Ini dari tangan ke tangan, sehingga sampai ke nasabahnya menjadi bunga yang cukup tinggi 50 sampai 60 persen, ini sudah mencekik dan kelewatan,” ujarnya.
Hal ini kata Ahmad Sudita, perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kabupaten Tangerang agar peka terhadap kondisi ekonomi masyarakat sehingga masyarakat tidak terjebak lagi dalam lingkaran hitam Rentenir
“Miris, salah satu warga Sindang Asih berisial NTA buat bayar bunga nya saja bisa ratusan juta rupiah, akibatnya korban saat ini mengalami depresi,” ungkap Ahmad Sudita.
Dengan maraknya Rentenir, Bank keliling (Bangke) dan bank emok ini, kami dari LSM Tamperak meminta pihak terkait untuk segera melakukan tindakan terhadap oknum rentenir.
Kami LSM TAMPERAK merasa terusik akibat perbuatan dzolim para rentenir, bank keliling dan bank emok “Bila perlu pelaku usaha itu di panggil, di razia, diperiksa terkait kelengkapan dokumen usaha nya,” pungkas Ahmad Sudita, (hdi)