Mencegah Kejahatan Lingkungan Hidup, LSM AMPEL: Pemerintah Desa Harus Ikut mengawasi

Mencegah Kejahatan Lingkungan Hidup, LSM AMPEL: Pemerintah Desa Harus Ikut mengawasi

Smallest Font
Largest Font

TANGERANG - Dalam siaran Pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa, 9 Oktober 2018.

Kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan yang dilakukan oleh korporasi secara tersistematis tidak hanya menghancurkan ekosistem, mengganggu kesehatan masyarakat, menimbulkan kerugian negara, namun juga menurunkan kewibawaan negara. Indonesia telah merasakan bagaimana dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengganggu kesehatan, kegiatan pendidikan dan perekonomian, serta adanya protes dari negara tetangga akibat pencemaran asap lintas batas beberapa tahun lalu.

Bahkan ada dugaan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya dugaan uang hasil kejahatan lingkungan sebesar Rp 1 triliun yang mengalir ke partai politik untuk Pemilu 2024.

Menurut Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Masyarakat Pecinta dan Peduli Lingkungan yang disingkat AMPEL INDONESIA mengatakan bahwa pemerintah Desa dan masyarakat harus ikut andil dalam pengawasan dan melaporkan jika ada pihak yang mengatakan nama perusahaan jasa di bidang pengelolaan atau pengumpulan atau jasa pengangkutan limbah B3 di lokasi desa tersebut.

" Masyarakat dan pemerintah desa harus ikut dalam pengawasan terhadap gudang yang dipakai oleh para oknum pengumpul limbah, apakah mereka mendapatkan limbah dari mana, apakah mereka mengelola limbah B3 dan apakah mereka memiliki izin pengumpulan atau pengelolaan limbah dari Kementrian Lingkungan hidup." Jelasnya Ketua Umum LSM AMPEL INDONESIA.

Lanjut Ketua Umum Ampel Indonesia yang biasa di sapa Bang Guruh ini " bahwa para oknum pelaku kejahatan lingkungan mereka tidak memikirkan dampak untuk masyarakat sekitar, jika limbah B3 tidak bisa dipakai mereka buang begitu saja ke saluran air bahkan mereka mengubur limbah B3 tersebut, dampaknya bukan perhari itu namun dampak limbah B3 yang dibuang kedalam tanah akan berdampak dimasa depan dan bagaimana anak cucu kita nanti dalam mengonsumsi air bersih?, Mereka hanya memikirkan bagaimana mendapatkan untuk tapi tidak memikirkan masa depan anak cucu kita nanti dimasa depan. " tambahnya Guruh.

Editors Team
Daisy Floren